Banyak perdebatan yang terjadi selama Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia. Bahkan selama kampanye dan Pemilu Presiden 2014 yang lalu. Tak ayal lagi, serangan demi serangan datang dari berbagai penjuru. Termasuk serangan dari luar negeri. Selama sekitar 6 bulan sejak dilantik, Jokowi mwngwluarkan banyak kebijakan yang dinilai tak pro rakyat. Namun, ini hanya digulirkan oleh kelompok yang memang tak memahami kebijakan Jokowi.
Saya teringat akan sebuah cerita dari seorang seniman Boedi Djarot.
Indonesia diibaratkan adalah tubuh, dan rakyat adalah anggota tubuh itu sendiri, sedangkan Jokowi adalah dokternya. Tubuh Indonesia penuh dengan luka, dan banyak peluru bersarang di tubuh Indonesia. DokterJokowi berusaha mengeluarkan semua peluru yang ada di tubuh Indonesia, membasuh lukanya dan memberi obat demi kesembuhan. Namun, sebagian tubuh tak mau sembuh, menjerit dan meronta, menangis dan berontak. Mereka tak bisa menahan sakit dan pada akhirnya menyalahkan Dokter Jokowi karena menyakiti mereka. Tetapi, tak semua anggota tubuh menyerah, mereka menahan rasa sakit dan berusaha bertahan untuk sembuh.
Dari cuplikan tulisan di atas, kita bisa ambil kesimpulan, bahwa perubahan dan proses untuk sembuh selalu menyakitkan, dan itu memang harus ditanggung oleh semua rakyat. Dan jika ingin sembuh, maka rasa sakit adalah hal pertama yang harus dilakoni.
Jokowi memang bukan manusia super atau penyihir yang dapat mengubah keadaan dengan sangat cepat. Hanya dengan "sim salabim" maka semua jadi. Itu mustahil, tetapi dengan keyakinan kita bahwa Indonesia benar-benar akan menjadi berkembang dan maju, maka kita mendukung perubahan itu. Ya, ini menyakitkan, sangat menyakitkan, tetapi kita akan tahu bahwa anak cucu kita kelak akan hidup lebih baik dari kita yang sekarang. Mari sekarang punya keyakinan pada perubahan itu. Mari
Menanti Hasil Kerja Jokowi.
Artikel lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Menanti Hasil Kerja Jokowi"
Posting Komentar