Lagi lagi habieb rizieq mengeluarkan
pernyataan yang keras, tanpa dasar dan
berdampak pada kerusuhan berbasis sara.
Pernyataan itu tak lain adalah menganggap
bahwa Presiden dan Menteri Agama telah
menistakan Agama Islam, dengan
menistakan Al-Qur'an, karena telah dibaca
dengan langgam jawa saat pengajian Isra'
Mi'roj di Istana.
Menurut Habib Rizieq, Membaca Al-Qur'an
dengan langgam jawa pewayangan adalah
menistakan Al-Qur'an, dan menistakan Al-
Qur'an itu adalah menistakan Islam dan
hukumnya Murtad. Karena itu, Jokowi dan
Menteri Agama harus minta maaf dan
dilengserkan, karena orang murtadz tidak
boleh menjadi pemimpin negara.
Pernyataan Habib Rizieq ini memunculkan
tanggapan yang keras dari banyak
kalangan, termasuk diantaranya adalah dari
Pejuang Pelestari Budaya Nusantara (PPBN).
"Saya tidak banyak mengerti soal agama
Islam. Saya memang beragama Islam, tapi
saya lahir dan besar di Indonesia, karena itu
saya adalah Islam Indonesia. Islam
Indonesia yang saya tahu adalah Islam yang
banyak mengajarkan perlunya menghargai
perbedaan, islam yang penuh rasa saling
mengasihi satu sama lain, baik yang
seagama maupun yang berbeda agama.
Karena guru ngaji saya, dari dulu
mengajarkan bahwa Islam adalah agama
yang rohmatan lil 'alamiin" tutur Karnelli
sadikin, ketua KORNAS PPBN
"Nah, soal habib rizieq ini, saya tidak
menyalahkan Islam. Karena Islam itu agama
yang suci, yang mengatur manusia untuk
hidup selamat dunia akhirat. Saya lebih
berfikir bahwa mungkin habib rizieq ini
sudah terkena penyakit jiwa, makanya
mudah bagi dia untuk menghakimi
seseorang sebagai kafir, murtad, munafik,
dan lengserkan, pada siapapun yang tidak
sependapat dengan dia. Ini orang stress"
kata karnelli
Sementara itu Ali Sa'roni, salah satu
presidium relawan benteng jokowi juga
mengatakan "Orang yang mudah
mengkafirkan sesama muslim, itu adalah
orang yang dangkal agamanya, apalagi
tanpa disertai dengan alasan yang kuat, dan
perlu diketahui, dalam Islam, yang berhak
menyatakan seseorang itu sudah murtad
hanyalah mahkamah syari'at. Yang kokoh
keilmuannya, yang memahami hakikat Islam,
memahami pembatal pembatal Islam,
memahami keadaan keadaannya, dan
memahami realita manusia dan masyarakat.
Sementara Habib Rizieq ini bukan siapa
siapa, dan di Indonesia juga tidak ada
Mahkamah Syari'at yang bisa memfonis
seseorang itu murtad"
"Rosulullah SAW. Bersabda dalam sebuah
Hadist yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhori (Wa la'anal mu'minu kaqotlihi
wawan rosho mu'minan bikafarin fahuwa
kaqotlihi) yang artinya dan melaknat
seorang mukmin itu sama dengan
membunuhnya, dan menuduh seorang
mukmin dengan kekafiran, adalah sama
dengan membunuhnya (H.R. Bukhori)" lanjut
Ali.
"Nah, dari Hadist diatas sudah jelas, bahwa
menuduh dan melaknat seorang mukmin
dengan mengatakan kafir, itu sama
hukumnya dengan hukum membunuh,
apalagi yang dijadikan dasar oleh habieb
rizieq itu tidak jelas karena hanya soal
melagukan bacaan Al-Qur'an saja. Yang itu
sudah dijelaskan oleh banyak Ulama bahwa
melantunkan bacaan Al-Qur'an dengan
langgam jawa itu boleh boleh saja, bahkan
bisa menambah hasanah budaya nasional,
asalkan mahroj dan tajwidnya benar"
"Menurut kami, Habib rizieq ini latah, dan
tidak memiliki niatan baik. Dia sudah terlalu
sering memfonis seseorang dengan kata
kafir, murtad, munafiq, dan lain sebagainya.
Dia menggunakan dalil dalil agama hanya
untuk memenuhi ambisi dan keinginan
pribadi serta kelompoknya saja. Padahal
dampak dari ucapan Habib Rizieq ini adalah
perpecahan antar ummat dan kerusuhan
berbasis sara, yang pada akhirnya bisa
mengancam keamanan, persatuan dan
persatuan bangsa Indonesia"
"Karena itu, Negara harus ambil tindakan
tegas untuk melindungi ketuhan NKRI,
Indonesia memiliki banyak suku, agama, ras,
dan golongan. Atas Nama keamanan dan
keutuhan NKRI, POLRI harus segera
menangkap, mengadili, dan memenjarakan
Habieb Rizieq serta siapapun yang gemar
menebar kebencian berbasis sara dan
membahayakan keamanan Negara"
Pungkasnya. (cs)
Belum ada tanggapan untuk "PPBN DAN BENTENG JOKOWI: TANGKAP HABIB RIZIEQ DAN JEBLOSKAN KE DALAM PENJARA"
Posting Komentar