Mengarang adalah hak yang sangat subjektif dan dijamin UU, namun selama mengarang melibatkan pendiskreditan suatu identitas maka ada hak dari identitas tersebut untuk menanggapi.
Terkait dengan tulisan Avatar Aang diforum bebas menulis sejuta umat *Kompasiana berjudul "Membongkar kedok Berbahaya Relawan Palsu Jokowi", dalam pengamatan kami, itu hanyalah sebuah unek-unek seseorang yang baru saja 'menikmati' dinamika diskusi dunia maya.
Secara umum tipe penulis seperti ini adalah merasa dizolimi, merasa dianiaya ketika pendapatnya tidak diterima, tidak dianggap, sehingga ibaratkan contoh orang berkedip karena memang kelilipanpun akan dia anggap menyerang dia. Panjang lebar yang dibahas Avatar Aang dalam tulisannya yang ternyata tidak segagah judulnya hanya berisi gerutuan seorang yang terusir dari grup FB. Isinya hanya masalah teknis yang kebenarannya juga hanya dia yang tahu. Dia hanya menjilat para pembaca dengan dramatisasi menggelikan, yang kami tidak tahu kebenaran ceritanya, mengatakan pendapatnya dihapus, akunnya dibanned, tapi tanpa mencontohan tulisan sebagaimana dia anggap berbobot itu.
JPK adalah grup yang disebutnya.
Pada awanya kami sangat tertarik dengan judul dan berekspektasi dengan runtutan tulisan yang penuh fakta dan data yang menuntun kami untuk membongkar apa tujuan yang dia tuliskan. Ternyata setelah membacanya semua hanya penuh dengan asumsi-asumsi dan tuduhan berlatar dendam sakit hati yang memaksanya melakukan lompatan konklusi menggeneralisasi dan membawa-bawa nama Relawan Jokowi. Apakah karena dia merasa hanya dia dan sudut pandangnya tentang menjadi Relawan Jokowi yang benar dan harus digugu (tiru), atau justru malah dialah yang sedang bermain sebagai Relawan Palsu itu siapa tahu, siapa yang bisa menilai?
Ada kontradiksi ditulisan Avatar Aang, disatu sisi dia menyebutkan JPK itu Penjilat Jokowi tetapi disisi lain dia juga menulis kalau JPK Relawan Jokowi Palsu. Bila anda (pembaca) bingung, kami lebih bingung. maksud dia apa menyerang sedemikian membabi buta.
Keamatiran atau lebih halus kepolosan saja mungkin kami sebut, si Avatar, seakan membicarakan dunia politik itu sehitam putih bicara surga neraka. Sepertinya dia belum pernah merasakan dinamika perbedaan pendapat, atau hiruk pikuk dunia. Terkhusus jika kami mengamati silang pendapat dalam JPK, seolah dia saja, yang menyadari ada berbagai ancaman motivasi dalam mendukung Jokowi. Fakta memang demikian tapi tanpa harus mencoba menghakimi satu dan yang lain dengan argumentasi berupa tuduhan yang 'dipaksakan' matang, apalagi langsung menggeneralisasi menuduh paham atau sikap yang dimiliki seseorang itu hanya untuk menyilang pendapatnya dia.
JPK adalah representasi sederhana dari Pendukung Jokowi yang masih aktif didunia grup FB. Kami tidak mengatakan bahwa JPK wakil resmi namun salah satu representasi pemilih Jokowi di dunia nyata, yakni kumpulan akun yang memiliki latar belakang baik itu pendidikan, agama, budaya, dan motivasi masing-masing untuk mendukung Jokowi.
Dengan member sekitar 500 ribuan, ada beragam corak dan pemikiran. Sebagai contoh hal kecil saja, tanpa perlu anda gembar gemborkan, ada kok yang cenderung mendukung Jokowi anti PDIP, mendukung Jokowi netral PDIP ada yang mendukung Jokowi suka PDIP. Namun intinya tetap ini adalah grup yang dengan bangga menyatakan diri bahwa Kami Pendukung Jokowi, esensi dari grup ini adalah itu.
Tim admin, pribadi admin atau kelompok memiliki hak untuk berpendapat sendiri, itu adalah aturan umum jika konsekuensinya kebetulan anda memposting dijam atau waktu seorang admin yg kebetulan bersebrangan dengan anda sedang Online. Namun itu tak boleh menggeneralisasi semua admin memusuhi pendapat anda secara spesial dan langsung menuduh bahwa mereka adalah Relawan Palsu hanya karena kenarsisan anda merasa andalah Relawan yang benar-benar sejati. Anda ge-er. Kami menyadari banyak tipe pendukung Jokowi, tipe anda itu salah satu saja, jangan merasa SPESIAL.
Terkait hal teknis tentang filterisasi postingan member, sangatah wajar jika admin menerapkan kebijakan filterisasi terhadap postingan-postingan member kalau tidak bisa saja curhat perutku lagi sakit ini gara-gara Jokowi nanti muncul. Jadi jangan merasa aturan dari grup yang menerapkan aturan memang diwadahi tim FB tersebut sebagai satu indikator terhadap tuduhan mentah anda Bung Avatar.
Itu aturan grup FB yang sudah lazim, jangan ge-er. Jika anda ingin bebas memposting ya bergabunglah dengan tim admin, atau anda merasa tidak bisa, ya bikin grup dan page sendiri, anda bebas dan gampang kok. Tapi anda tidak melakukannya, kenapa? karena tanpa anda sadari dengan rentetan tulisan tentang akun anda dan ID anda yang bolak-balik masuk ke grup dibanned masuk lagi, sudah menunjukkan anda sebenarnya yang ingin diakui dan dianggap namun tidak mendapat apresiasi yang sesuai ekspektasi anda.
Yang kedua tentang hal teknis, isu sara, kami mengamati satu lagi kege-eran anda ketika melihat pada satu tema atau wacana (misal sama-sama mendukung Jokowi) disatu waktu, anda merasa semua orang harus sepaham dengan anda tentang cara mendukung Jokowi. Umat agama tertentu mendukung Jokowi, bukan berarti harus mengiyakan anda menjelekkan agamanya karena generalisasi anda. Ketika anda dikritik dilawan langsung menuduh antek ormas ini pembela ormas ini.
Anda kekanak-kanakan. Anda yang harus membiasakan diri mengemas opini agar tetap pada arah 'mendukung Jokowi'nya bukan merusak dan memancing orang lain membenci apa yang anda benci, tapi fokuslah mengajak orang mencintai apa yang anda cintai, bukan memanfaatkan JOKOWI PRESDIEN KU sebagai sarana anda melepaskan dendam dan sakit hati pada hal yang tidak ada kaitannya dengan mendukung Jokowi.
Kami sering berdebat dengan beragam member digrup ini dan bertentangan, sangat bertentangan bahkan, tapi digrup lain dalam satu tema. Namun ketika sampai digrup ini kami tidak membawa hal itu karena posisi kami disini adalah mendukung Jokowi. Jadi perlu anda pahami, saya memaklumi jika anda selama ini cenderung hidup dilingkungan homogen, atau terbiasa semua ucapan anda diiyakan, atau manja dsb, bahwa warna-warni perbedaan pendapat itu adalah wajar.
Jadi kami tak berbelit-belit mau membantah tulisan anda tentang LSM inilah, mau minta inilah, karena anda sama sekali tidak menyerahkan data. Hanya asumsi. Bahkan jika keranah hukum, kami lebih berhak menuntut anda, tapi untuk apa, merendahkan kebesaran JPK mengurusi seorang barisan sakit hati, dikeluarkan dari grup. Sedang terkait dengan grup satunya lagi, kami tentu tidak punya hak memberi pendapat, walaupun dari arahnya sudah bisa diketahui modelnya seperti apa kenapa anda merasa terzolimi juga.
Namun demikian kami bukan anti kritik jika memang ada pihak-pihak atau tim admin yg terlalu arogan menurut anda, kami menyadari diri sendiri, agar tidak menghasilkan, penulis-penulis baru jejeritan dan grasak-grusuk menciptakan kesimpulan menuangkan semua kekesalan, kecemburuan, dan rasa ketidak adilan yang dia rasakan ke dalam tuduhan-tuduhan tidak berdasar.
Inti dari tulisannya Avatar hanya sederhana, Avatar ngotot ingin hanya cara pandangannyalah yang benar dalam mendukung Jokowi. sementara kami tidak boleh berpandangan demikian, melainkan menarik benang merah yang benar itu adalah mendukung Jokowi terlepas dari sudut pandang yang diambil dari mana.
Nah terkait dengan yang kontra dan masih betah digrup JPK silahkan saja, anggap saja sebagai pewarna dan sparing partner, toh kalau sewarna semua ya bukan kumpulan Relawan yang bersinergi lagi, melainkan cecunguk-cecunguk yang cuman bersetuju ria seperti lagu iwan fals, nyanyikan lagu "setuju".
Jadi selama tidak melanggar prinsip umum, yaitu pornografi, hujatan sara, dan spamming dan tema postingan baik isi dan bentuk teknis penulisan yang relevan ya harus bertanggung jawab meladeni dan melayani member yang sudah repot-repot memposting. Kami akan berusaha tidak meloloskan postingan ecek-ecek hanya karena kenal si pemosting, itu bisa melukai member lain yang sudah capek-capek menulis namun tidak lolos. Intinya mengemban tugas sebagai admin itu adalah kami (admin) mampu memposisikan diri mengutamakan member dan menjaga keharmonisan dan stabilitas grup diatas menyampaikan ketertarikan/pertemanan pribadi.
Buat media online yang ikut menyebarkan tuduhan ini saran kami, jika ingin mengambil tulisan dari blog opini seharusnya lebih selektif . *Di kompasiana, sebagaimana Avatar membuat tulisannya dengan judul bombastis tapi isi hanya ungkapan sakit hati dunia FB, semua orang bisa menulis apa saja, bahkan bikin resep masak-masakan, yang penting tertata dengan baik dan ditempatkan sesuai klasifikasi tulisan anda sudah bisa mengklaim diri "tulisan saya dimuat KOMPAS---iana".
Jadi jangan terkecoh dengan nama Kompas pada kompasiana, disitu ada disclaimer bahwa admin unsur kompas tidak melibatkan kebijakan pada tulisan si pembuat opini, karena kompasiana memang didirikan untuk menyalurkan kemampuan menulis warga, bukan isi dari tulisannya yang harus mengandung nilai/unsur Jurnalisme tentang fakta dan objektivitas. Disana semuanya subjektif bahkan reportasenya subjektif, karena memang pada dasarnya semuanya subjektif tidak ada keharusan bertanggung jawab pada UU Pers dan Dewan Pers, karena memang bukan Jurnalisme Profesional, melainkan masyarakat yang ingin menulis dan diwadahi Kompas Gramedia.
Demikian keterangan dari kami untuk saudara Avatar Aang , pembaca maupun member grup facebook JPK.
Sangatlah fair kalau ada sanggahan atau respon balik dari penulis Aaang avatar untuk balasan tulisan beliau.
BalasHapusSemoga Penulis berusaha se Objektiv mungkin membuat berita dan kekuasaan memberitakan sesuatu itu memang hak setiap individu tetapi kekuasaan tsb jangan kita salah gunakan oleh karena emosi oleh karena hal2 yg ada hubungan nya dengan perselisihan paham Pribadi.
Hapusmungkin dia akan balas di kompasiana atau islamtoleran
HapusJar urang amun inya wani
BalasHapus