Menutup pabrik demi ingin membantu orang miskin, dan cara dia membantu orang miskin melalui jalur birokerat.
Inilah bagian pertama, awal Ahok masuk dunia politik dengan tujuan yang sangat mulia.
Setelah sang Ayah berpulang Ahok ingat pesan yg pernah disampaikan, "kamu cocok jadi pejabat", maka dia tutup pabriknya dan terjun ke politik.
Menjadi Anggota DPRD, waktu berjalan dia diusung menjadi bupati dan berhasil mengayomi masyarakat. Timbul rasa ingin lebih dari jabatan bupati yaitu Gubernur namun gagal karena dicurangi. Tidak putus harapan dia diusung menjadi DPR-RI, dan dicalonkan lagi Wagub DKI Jakarta.
Dengan kemampuan seorang Ahok sebagai pejabat kritis dan jujur, karir politiknya melaju pesat. (Bag. 1)
Gaya bicara Ahok yang saya kutip,...
"Jadi birokerat juga karena kecelakaan politik saja. Saya dulu hanya berpikir saja supaya orang gak minta duit sama saya. Uang 1 millyard bantu orang miskin rp500.000,- 2.000 orang habis.
Waktu bapak saya bilang kamu cocok jadi pejabat. Pabrik tutupkan, gak maulah saya. Bapak saya meninggal baru saya berpikir, saya mau menolong orang begitu banyak gak bisa nih. Maka saya berpikir, saya jadi partai. DPRD saya menang setelah jadi DPRD, saya mau pilih camat yang jujur jadi bupati, kasih jaminan tunjangan kesehatan, supaya gak minta duit sama saya, ehh..partai kalah, terus ada pemilihan langsung, didorong. Ya sudah jadi bupati dulu, kuberesin deh. Sampai jadi bupati terus gak ada pensiun, kalau mau ada pensiun musti gubernur, pengen jadi gubernur, nah habis gubernur gagal dicurangi, saya berpikir apakan. Mau kesumut jadi model satu provensikan gak bisa. Terus ditawarin ke DPR-RI parkir dulu, 2012 balik lagi gubernur babel. Terus ditawarin lagi, ngapain ke babel lagi waktu sudah pendek, jakarta dong. AFTAkan 2015, iya juga yah, iya dah ke jakarta deh, saya ngumpulin KTP he..he..he."...(m.p)
Artikel lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "KISAH SEORANG AHOK.Bagian 1."
Posting Komentar