Tulisan ini untuk menanggapi Ketua MPR, Zulkifli Hasan terkait
kesalahan Jokowi menyebut tempat lahir Bung Karno.
NATALITAS VS MORTALITAS
Oleh: Yanes Yosua Frans
(Relawan Jokowi)
Coretan ini diperuntukkan bagi Kuan Ketua MPR RI yang tidak memaafkan
Idola Relawan Jokowi tatkala mengucapkan hari kelahiran BUNG KARNO.
Saya mulai mencoret disini dengan mengemukakan bahwa "Ex vitiis
alienis sapiens emendat suum"; "Dari kesalahan kesalahan orang lain,
si bijak memperbaiki kesalahannya".
Pertanyaan pertama yang muncul dari tulisan ini adalah manakah yang
lebih penting KELAHIRAN atau KEMATIAN atau kedua duanya sama penting
ataukah kedua duanya sama sekali tidak penting?
Jokowi memang merupakan sosok yang setelah menjadi Presiden termasuk dalam
kategori "Primus Interpares" atau MANUSIA YANG MEMILIKI KEDUDUKAN YANG
UTAMA. Sebagai ORANG NOMOR SATU DI REPUBLIK
INI, apapun yang diucapkan atau disikapi oleh JOKOWI menjadi SOROTAN
semua orang di REPUBLIK INI.
Persoalan penyebutan TEMPAT KELAHIRAN BUNG KARNO segera menjadi
perdebatan sengit di masyarakat, ada yang membela
beliau dan ada yang mengecam beliau, semua itu sah saja dalam suatu
negara yang menganut sistem demokrasi.
Tetapi menurut hemat saya, semua kecaman yang konstruktif itu
menunjukkan bahwa mereka yang melakukan kecaman tersebut juga merasa
memiliki PRESIDEN JOKOWI sebagai PRESIDEN mereka juga.
Namun TULISAN INI MUNCUL karena ADA KRITIK DESTRUKTIF dari SEORANG
ZULKIFLI yang adalah KETUA UMUM PAN sekaligus
KETUA MPR RI. Beliau menyatakan bahwa KESALAHAN JOKOWI didalam
menyebut Tempat Tanggal LAHIR BUNG KARNO "TIDAK TERMAAFKAN".
Saya bertanya kepada TUAN ZULKIFLI, perbuatan KKN REZIM ORBA yang
dikomandoi MBAH SOEHARTO, PEMBUNUHAN POLITIK, PEMBUNUHAN KARAKTER,
PENIPUAN BUKTI SEJARAH, dan lain lain PERISTIWA "parah" yang telah
memungkinkan adanya REFORMASI dimana ANDA bisa menduduki JABATAN KETUA
MPR RI ini BISA DIMAAFKAN ATAU TIDAK?
Mari kita kembali ke masalah NATALITAS dan MORTALITAS. Natalitas itu
kelahiran dan Mortalitas adalah kematian. Kelahiran dan Kematian
merupakan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang mahluk
teristimewa manusia.
Tidak pernah ada kematian yang berasal dari ketidaklahiran, mereka
ibarat dua sisi sebuah mata uang yang menyatu tanpa bisa dipisahkan,
yang satu melengkapi yang lain, jikalau yang satu tidak ada maka ada
yang lainpun tidak ada. Apalagi kita tahu bahwa EKSISTENSI mendahului
ESENSI. Sehingga tatkala ada NATALITAS maka selalu ada MORTALITAS.
"Dying is as nutural as living" - "mati sama wajarnya dengan hidup",
namun orang mati tidak dapat bercerita lagi "Dead man tell no tales".
Kita selalu merayakan HARI ULANG TAHUN dan jarang merayakan HARI
KEMATIAN, padahal jika kita percaya bahwa HIDUP YANG BENAR ADALAH
HIDUP SETELAH HIDUP YANG ADA INI BERAKHIR, maka sudah seyogianya porsi
inmemorial terhadap HARI KEMATIAN lebih besar di bandingkan HARI
LAHIR.
Semua kecaman yang konstruktif terhadap apapun yang dilakukan oleh
JOKOWI, dengan segera RELAWAN JOKOWI akan mengapresiasika nnya. Tetapi
sebaliknya apabila kecaman destruktif, maka RELAWAN
JOKOWI akan bangkit dengan segera MELAWAN, termasuk saya yang
sementara melawan terhadap pernyataan provokatif agitatif dari seorang
KETUA MPR yang sangat tidak etis. Tidak bisa dimaafkan pernyataan
JOKOWI tentang TEMPAT KELAHIRAN BUNG KARNO? Emangnya ANDA itu siapa?
Anda berfikir ANDA ketua MPR sehingga jika ANDA katakan apapun lalu
menjadi benar.
Relawan JOKOWI saat ini adalah RELAWAN yang siap Bela Jokowi sampai
titik darah penghabisan. Relawan Jokowi berkeyakinan bahwa apabila
MEMBELA TANAH AIR SAMA DENGAN BELA JOKOWI. "Dulce et decorum est pro
patria mori"; "Adalah manis dan indah
mati untuk tanah air". JOKOWI itu orang yang takut akan TUHAN. Karena
takut akan TUHAN, maka JOKOWI tidak korupsi.
Oleh karena JOKOWI takut akan TUHAN, maka BELIAU tidak pernah
dipermalukan. Sekalipun ada kesalahan tetapi itu bukan FATAL. Tidak
ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Dibalik masalah, pencobaan
dan penderitaan pasti ada pelajaran yang berharga agar jika seseorang
menjadi "orang besar" dia akan kuat. Dan orang orang yang cinta DAMAI
akan disukai oleh TUHAN dan MANUSIA. JOKOWI telah melakukan apa yang
PENGKHOTBAH katakan, "SEGALA SESUATU YANG DIJUMPAI TANGANMU UNTUK
DIKERJAKAN, KERJAKANLAH ITU SEKUAT TENAGA". Jokowi sementara KERJA
KERJA KERJA untuk mengabdi kepada NUSA DAN BANGSA dengan harapan THE
WELFARE STATE teraih.
Saya PERCAYA bahwa dengan kejadian ini, JOKOWI tahu apa yang sebaiknya
dilakukan. JOKOWI itu ibarat "The wiseman is never less alone than
when alone"; "Orang bijak tidak pernah kesepian ketika sendirian".
Beliau tidak merancang kejahatan tetapi selalu menerima kejahatan
orang lain dengan ucapan AKU RAPOPO.
Dengan mengemukakan "ORANG BISA MERAGUKAN APA YANG ANDA KATAKAN,
TETAPI MEREKA AKAN SELALU MEMPERCAYAI APA YANG ANDA LAKUKAN", saya
sudahi coretan ini.
VIVA JOKOWI
VIVA RELAWAN JOKOWI
Editor: Bagus
Belum ada tanggapan untuk "Tanggapan Relawan Jokowi Untuk Ketua MPR Terkait Tempat Lahir Bung Karno"
Posting Komentar